Komunikasi data

Diposting oleh allanZuliant.blogspot.com

Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
Komunikasi data merupakan baguan vital dari suatu masyarakat informasi karena
sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat
berkomunikasi satu sama lain.

1.1 Komponen Komunikasi Data


· Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data
· Penerima, adalah piranti yang menerima data
· Data, adalah informasi yang akan dipindahkan
· Media pengiriman, adalah media atau saluran yang digunakan untuk
mengirimkan data
· Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan
hubungan.


2. Perbedaan Sinyal/Isyarat Analog Dengan Digital

2.1 Sinyal Analog
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang.
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
2
Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah
amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus,
mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal
ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat
diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.
Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat
mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang
pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable
dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
· Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
· Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
· Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

2.2 Sinyal Digital


Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya
memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau,
tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data
yang relatif dekat.
Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua
keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital.
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
3
Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit
adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00,
01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh
kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

3. Protokol


Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam
sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain
yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar komunikasi dapat
berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda
sama sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format data pada kedua sistem hingga
pada masalah koneksi listrik.
Standar protokol yang terkenal yaitu OSI (Open System Interconnecting) yang
ditentukan oleh ISO (International Standart Organization).

3.1 Komponen Protokol


1. Aturan atau prosedur
· Mengatur pembentukan/pemutusan hubungan
· Mengatur proses transfer data
2. Format atau bentuk
· representasi pesan
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
4

3. Kosakata (vocabulary)

· Jenis pesan dan makna masing-masing pesan

3.2 Fungsi Protokol


Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi pengirim dan
sisi penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan
dengan baik dan benar. Sedangkan fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan
berikut:
· Fragmentasi dan reassembly
Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang dikirim
menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi
dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi
paket informasi yang lengkap.
· Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan
address, kode-kode koreksi dan lain-lain.
· Connection control
Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan (connection)
komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun
hubungan ini juga termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri
hubungan.
· Flow control
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi penerima.
· Error control
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses
pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control
adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data
dikirimkan.
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
5
· Transmission service
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data
khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan
data.

3.3 Susunan Protokol


Protokol jaringan disusun oleh dalam bentuk lapisan-lapisan (layer). Hal ini
mengandung arti supaya jaringan yang dibuat nantinya tidak menjadi rumit. Di dalam
layer ini, jumlah, nama, isi dan fungsi setiap layer berbeda-beda. Akan tetapi tujuan
dari setiap layer ini adalah memberi layanan ke layer yang ada di atasnya. Susunan dari
layer ini menunjukkan tahapan dalam melakukan komunikasi.
Antara setiap layer yang berdekatan terdapat sebuah interface. Interface ini
menentukan layanan layer yang di bawah kepada layer yang di atasnya. Pada saat
merencanakan sebah jaringan, hendaknya memperhatikan bagaimana menentukan
interface yang tepat yang akan ditempatkan di antara dua layer yang bersangkutan.
3.4 Standarisasi Protokol (ISO 7498)
ISO (International Standard Organization) mengajukan struktur dan fungsi protocol
komunikasi data. Model tersebut dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection)
Reference Model.
Terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap layernya dapat
terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda, masing-masing menyediakan pelayanan
yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.
1. Application Layer: interface antara aplikasi yang dihadapi user and resource
jaringan yang diakses. Kelompok aplikasi dengan jaringan:
· File transfer dan metode akses
· Pertukaran job dan manipulasi
· Pertukaran pesan
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
6
2. Presentation Layer: rutin standard me-presentasi-kan data.
· Negosiasi sintaksis untuk transfer

· Transformasi representasi data

3. Session Layer: membagi presentasi data ke dalam babak-babak (sesi)
· Kontrol dialog dan sinkronisasi
· Hubungan antara aplikasi yang berkomunikasi

4. Transport Layer:

· Transfer pesan (message) ujung-ke-ujung
· Manajemen koneksi
· Kontrol kesalahan
· Fragmentasi

· Kontrol aliran

5. Network Layer: Pengalamatan dan pengiriman paket data.

· Routing
· Pengalamatan secara lojik
· setup dan clearing (pembentukan dan pemutusan)

6. Data-link Layer: pengiriman data melintasi jaringan fisik.

· Penyusunan frame
· Transparansi data
· Kontrol kesalahan (error-detection)
· Kontrol aliran (flow)

7. Physical Layer: karakteristik perangkat keras yang mentransmisikan sinyal

data.

4. Router, Bridge dan Repeater

4.1 Router
Router adalah merupakan piranti yang menghubungkan dua buah jaringan yang
berbeda tipe maupun protokol. Dengan router dapat dimungkinkan untuk :
· Menghubungkan sejumlah jaringan yang memiliki topologi dan protokol yang
berbeda.
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
7
· Menghubungkan jaringan pada suatu lokasi dengan jaringan pada lokasi yang
lain.
· Membagi suatu jaringan berukuran besar menjadi jaringan-jaringan yang
lebih kecil dan mudag untuk dikelola.
· Memungkinkan jaringan dihubungkan ke internet dan informasi yang tersedia
dapat diakses oleh siapa saja.
· Mencari jalan terefisien untuk mengirimkan data ke tujuan.
· Melindungi jaringan dari pemakai-pemakai yang tidak berhak dengan cara
membatasi akses terhadap data-data yang tidak berhak untuk diakses.

4.2 Bridge

Bridge adalah jenis perangkat yang diperlukan jika dua buah jaringan bertipe sama
(ataupun bertopologi berbeda) tetapi dikehendaki agar lalu lintas lokal masing-masing
jaringan tidak saling mempengaruhi jaringan yang lainnya. Bridge memiliki sifat yang
tidak mengubah isi maupun bentuk frame yang diterimanya, disamping itu bridge
memiliki buffer yang cukup untuk menghadapi ketidaksesuaian kecepatan pengiriman
dan penerimaan data.
© 2004 oleh Muh. Zaki Riyanto – email: zaki@mail.ugm.ac.id – http://zaki.web.ugm.ac.id
8

Adapun alasan menggunakan bridge adalah sebagai berikut :
· Keterbatasan jaringan, hal ini terkait erat dengan jumlah maksimum stasiun,
panjang maksimum segmen, dan bentang jaringan
· Kehandalan dan keamanan lalu lintas data, bridge dapat menyaring lalu lintas data
antar dua segmen jaringan
· Semakin besar jaringan, performa atau unjuk kerja semakin menurun
· Bila dua sistem pada tempat yang berjauhan disambungkan, penggunaan bridge
dengan saluran komunikasi jarak jauh jauh lebih masuk akal dibandingkan dengan
menghubungkan langsung dua sistem tersebut

4.3 Repeater

Repeater adalah piranti yang berfungsi untuk memperbaiki dan memperkuat sinyal
atau isyarat yang melewatinya, Dua sub jaringan yang dilewatkan pada repeater
memiliki protokol yang sama untuk semua lapisan. Repeater juga berfungsi untuk
memperbesar batasan panjang satu segmen. Sehingga dapat digunakan untuk
memperpanjang jangkauan jaringan.

Sistematika Penulisan TUGAS AKHIR / SKRIPSI

Diposting oleh allanZuliant.blogspot.com

Sistematika Penulisan TUGAS AKHIR / SKRIPSI

 

a.      Bagian Awal

                         i.        Halaman Judul TA atau Skripsi

meliputi informasi Judul TA atau Skripsi, Subjudul : Studi kasus atau Studi Literatur, tulisan : ”Tugas Akhir” atau “Skripsi”, Nama dan NPM mahasiswa, Logo institusi, Nama institusi, Jurusan, Program Studi dan tahun (seperti contoh pada lampiran)

                       ii.        Lembar pengesahan

untuk pengesahan laporan TA atau Skripsi oleh ketua Jurusan dan dosen pembimbing

                     iii.        Abstrak

adalah suatu sinopsis yang menggambarkan isi keseluruhan laporan TA atau Skripsi yang meliputi minimal empat paragraf. Paragraf pertama berisi tema pokok atau uraian singkat topik TA atau Skripsi. Paragraf kedua berisi batasan tema pokok dan alasannya. Paragraf ketiga berisi Metoda atau Teknik yang dipakai dalam TA atau Skripsi. Paragraf keempat berisi hasil yang telah dicapai dalam TA atau Skripsi serta kesimpulan sementara. Abstrak ditulis dalam satu spasi.

                     iv.        Kata Pengantar

berisi pernyataan penghargaan penulis kepada dosen pembimbing, dosen penguji, dosen-dosen lain yang terlibat dan pihak-pihak yang berjasa dalam penyelesaian penulisan TA atau Skripsi selain pihak keluarga

                       v.        Daftar isi

sesuai urutan penulisan mulai dari abstrak sampai lampiran

                     vi.        Daftar gambar, tabel dan simbol (jika ada)

 

b.      Bagian Inti

i.         Bab I. Pendahuluan:

Berisi latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi, waktu dan lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

ii.       Bab II. Landasan Teori

Berisi teori dasar yang mendukung penulisan TA atau Skripsi, mencakup metoda atau teknik yang digunakan, teori tentang permasalahan, uraian singkat perangkat implementasi yang dipakai, dan kerangka penyelesaian masalah. Contoh : Definisi SI yang sudah umum tidak perlu disertakan

iii.     Bab III. Analisis Kebutuhan

Berisi penjelasan tentang hasil pendefinisian kebutuhan dari permasalahan yang dijadikan topik TA atau Skripsi berikut pemodelannya.

Contoh:

Untuk pengembangan program aplikasi sistem informasi :

    • uraian singkat sejarah, struktur organisasi, fungsi unit organisasi
    • prosedur pelaksanaan pekerjaan dari permasalahan
    • uraian hasil analisis kebutuhan sistem informasi, meliputi: deskripsi kebutuhan informasi, deskripsi kebutuhan fungsional, dan pemodelan kebutuhan fungsional, (DFD, DD, dan P-Spec).

iv.  Bab IV. Perancangan

Berisi penjelasan tentang hasil perancangan berikut pemodelannya.

Contoh:

Untuk pengembangan program aplikasi sistem informasi

    • perancangan perangkat lunak meliputi arsitektur dan algoritma program
    • perancangan antar muka perangkat lunak, meliputi struktur menu, tata letak layar, dan tata letak dokumen keluaran
    • perancangan basisdata meliputi diagram E-R, struktur tabel, dan relasi antar tabel

v.   Bab V. Implementasi (D3) atau Implementasi dan Pengujian (S1)

Berisi penjelasan tentang pelaksanaan implementasi berdasarkan pada hasil perancangan. (D3) dan pengujian program aplikasi atau kinerja SI (S1)

Contoh:

Untuk pengembangan program aplikasi sistem informasi (D3):

    • lingkungan implementasi, meliputi penjelasan tentang perangkat keras, platform sistem operasi dan basis data, serta bahasa pemrograman yang digunakan.
    • batasan implementasi
    • implementasi modul program
    • implementasi antarmuka
    • implementasi basis data
    • kasus uji dan tabel hasil pengujian (S1)

vi.  Bab VI. Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan (hasil yang berhasil diselesaikan sesuai ruang lingkup batasan masalah) dan saran (terhadap masalah yang belum terselesaikan sebagai pengembangan dan perbaikan-perbaikan) tentang kasus TA atau Skripsi

 

c.       Bagian Akhir

                             i.    Daftar pustaka : Urutan buku atau informasi situs Internet atau sumber lain,

                            ii.    Lampiran-lampiran, sesuai kasus TA./ Skripsi

 

 

 

CONTOH :

Tugas Akhir Program Diploma 3 / TA.D-3

Judul : ” Perancangan Sistem Informasi Penjualan Tunai Di PT. Niaga Umul Quro Bandung menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ”

Sistematika Penulisan TA atau SKRIPSI

 

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

1.2    Identifikasi Masalah

1.3    Batasan Masalah

1.4    Maksud dan Tujuan

1.4.1           Maksud

1.4.2           Tujuan

1.5    Metodologi

1.5.1           Metodologi Pengumpulan Data

1.5.2           Metodologi Pengembangan Sistem

1.6    Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1           Lokasi Penelitian

1.6.2           Waktu Penelitian

1.7    Sistematika Penulisan

 

BAB II. LANDASAN TEORI

                2.1 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

                                2.1.1 Pengertian

                                2.1.2 Teknik Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

                                2.1.3 Perangkat Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

                2.2 Teori tentang masalah yg dibahas

                                2.2.1 Sistem Penjualan

                                                2.2.1.1 Pengertian

                                                2.2.1.2 Macam-macam Penjualan

                2.3 Perangkat Implementasi Sistem

                                2.3.1 Uraian singkat Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0

                                2.3.2 Pemrograman Client Server dengan Visual Basic 6.0

 

BAB III. ANALISIS KEBUTUHAN

                3.1 Tinjauan Organisasi

                                3.1.1 Sejarah singkat Organisasi

                                3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

                3.2 Analisis Sistem ( Sistem berjalan/lama )

                                3.2.1 Prosedur Kerja Sistem Penjualan

                                3.2.2 Identifikasi Dokumen

                                                3.2.2.1  Dokumen Masukan

                                                3.2.2.2. Dokumen Keluaran

                                3.2.3 Identifikasi Kebutuhan Pemakai ( Kebutuhan akan Sistem rancangan baru )

                3.3 Analisis Kebutuhan Sistem ( Sistem rancangan yg baru )

                                3.3.1 Kebutuhan Informasi

                                3.3.2 Kebutuhan Aplikasi

                                3.3.3 Kebutuhan Perangkat Keras

                3.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ( Sistem rancangan yg baru )

                                3.4.1 Kebutuhan Fungsional Perangkat Lunak

                                3.4.2 Pemodelan Kebutuhan Fungsional

                                                3.4.2.1 Diagram Konteks

                                                3.4.2.2 Diagram Alir Data

                                                3.4.2.3 Kamus Data

                                                3.4.2.4 Spesifikasi Proses

                                3.4.3 Pemodelan Data Konseptual

                3.5 Kriteria dan Batasan sistem ( Sistem rancangan yg baru )             

 

BAB IV. PERANCANGAN

                4.1 Usulan Struktur Organisasi yg  baru ( Bila ada )

                4.2 Perancangan Sistem Informasi

                                4.2.1 Perancangan Prosedur Kerja Sistem Baru

                4.3 Perancangan Perangkat Keras

                                4.3.1 Arsitektur Konfigurasi Perangkat keras

                                4.3.2 Spesifikasi Perangkat Keras

                                4.3.3 Spesifikasi Perangkat Lunak

                4.4 Perancangan Basis Data

                                4.4.1 Keterhubungan Antar Tabel

                                4.4.2 Deskripsi Tabel

                4.5 Perancangan Perangkat Lunak

                                4.5.1 Arsitektur Perangkat Lunak

                                4.5.2 Antar Muka Pemakai

                                4.5.3 Algoritma Program

 

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

                5.1 Lingkungan Implementasi

                                5.1.1 Perangkat Keras

                                5.1.2 Perangkat Lunak

                5.2 Hasil Implementasi

                                5.2.1 Implementasi Basis Data

                                5.2.2 Implementasi Modul Program

                                5.2.3 Implementasi Antar Muka Pemakai

                5.3 Lingkungan Pengujian

                                5.3.1 Perangakat Keras

                                5.3.2 Perangkat Lunak

                5.4 Pelaksanaan Pengujian

 

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

                6.1 Kesimpulan

                6.2 Saran

 

DAFTAR PUSTAKA DAN REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SETUP & CONFIGURE MySQL

Diposting oleh allanZuliant.blogspot.com

SETUP & CONFIGURE MySQL

 

I.            Setup MySQL

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dibutuhkan dalam Setup DBMS MySQL.

1.            Extract File MySQL dalam folder tertentu, kemudian double click file Setup.exe, sehingga muncul tampilan sbb:

Gambar 1

 

2.            Dari gambar 1, click button “Next”, sehingga akan muncul tampilan seperti gambar 2. Dari gambar 2 ada 3 pilihan type setup yaitu typical, complete, dan custom. Pilih typical jika kita hanya akan menginstall feature utama dari MySQL, atau pilih complete jika kita akan menginstall semua feature dari MySQL, atau pilih custom jika kita akan memilih sendiri feature mana yang akan di install.

Gambar 2

 

3.            Jika type setup yang dipilih Custom maka akan muncul tampilah seperti gambar 4. Pilih feature yang ingin di Install. Click Button “Change” untuk mengubah folder dimana MySQL akan di install. Kemudian Click Button “Next” Untuk melanjutkan.

Gambar 3

4.            Proses instalasi akan dilakukan sampai muncul tampilan seperti gambar 4. Untuk Melakukan konfigurasi MySQL Server maka lakukan check pada bagian “Configure the MySQL Server now”

Gambar 4


 

 

II.           Configure MySQL

Setelah proses installasi selesai dilakukan maka langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi

1.            Pada saat configurasi pilih “Detailed Configuration”, seperti telihat pada gambar 5.

Gambar 5

2.            Langkah berikutnya adalah menentukan Tipe Server dimana terdiri dari tiga pilihan yaitu: Developer Machine, Server Machine, Dedicated MySQL Server Machine (lihat gambar 6). Pemilihan tipe server akan sangat menentukan pemakaian memory, CPU yang akan digunakan oleh MySQL.

·                     Pilih “Developer Machine” jika selain MySQL dalam machine yang sama juga digunakan untuk aplikasi lainnya. Biasanya kita memilih tipe ini untuk phase pengembangan.

·                     Pilih “Server Machine” jika selain MySQL dalam machine yang sama digunakan untuk berapa aplikasi server lainnya seperti application/web server. Untuk kebutuhan membangun System Informasi dengan scala kecil dan medium biasanya satu machine digunakan secara bersama untuk beberapa aplikasi server seperti Database Server, Web Server, Application Server (Catatan: Ingat bahwa Database Server, Application Server bukan physical server, tapi logical server)

·                     Pilih “Dedicated MySQL Server Machine” jika machine hanya digunakan sebagai Database Server MySQL, sedangkan Web Server dan Application Server digunakan pada machine yang berbeda. Pilihan ini biasanya digunakan untuk membangun Enterprise System sehingga membutuhkan performance yang sangat baik.

Gambar 6

 

3.            Langkah berikutnya adalah menentukan database yang digunakan. Salah satu kelebihan dari MySQL adalah memiliki feature dimana kita bisa memilih storage engine yang digunakan seperti MyISAM, InnoDB, Archive, Infobright, dll. Pemilihan storage engine ini akan berpengaruh pada performance. Sebagai contoh misalnya Archive Storage Engine memiliki kecepatan untuk Insert data lebih cepat dibanding MyISAM atau InnoDB. Demikian juga dengan kapasitas penyimpanan data, sebagai contoh untuk table dengan 11 juta baris dengan struktur yang identik membutuhkan space sekitar 1 GB jika menggunakan storage engine InnoDB, 795 MB jika menggunakan MyISAM, dan hanya 148 MB jika menggunakan Archive Storage Engine.

Pemilihan database yang akan digunakan akan dijelaskan pada tulisan lain. Untuk sementara sekarang kita pilih “Multifunctional Database”

 

Gambar 7

4.            Langkah berikutnya adalah menentukan perkiraan jumlah koneksi yang dilakukan secara bersamaan (lihat gambar 8).

·                     Pilihan pertama biasanya dilakukan jika MySQL digunakan untuk membangun Decision Support System yang tidak membutuhkan jumlah concurrent koneksi yang banyak.

Gambar 8

5.            Berikutnya adalah menentukan Port Number, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar 9

6.            Berikutnya adalah menentukan Nama Windows Service.

Gambar 10

7.            Langkah berikutnya adalah menentukan password root.

Gambar 11

8.            Langkah berikutnya adalah execute configurasi berdasarkan data masukan yang ditentukan sebelumnya.

Gambar 12

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Diposting oleh allanZuliant.blogspot.com

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada.

Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personalpersonal
yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari :

1. Manajer Analis Sistem

2. Ketua Analis Sistem

3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan
dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil,
maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
2. Perlunya Pengembangan Sistem
Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena
beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem
yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :

 Ketidakberesan sistem yang lama

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang
lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
􀂙 Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang
lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
Pengembangan Sistem Informasi
2
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat
mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi
dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah
3. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
24. DLL.
Pengembangan Sistem Informasi
3
4. Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam
hal :
1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat
tertentu
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
2. Kualitas informasi yang disajikan
3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan
4. Kontrol (pengendalian)
5. Efisiensi
6. Pelayanan
5. Prinsip Pengembangan Sistem
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
- Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6. Jangan takut membatalkan proyek
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
6. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul
permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap
pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk
mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini
disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem.
Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai
serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem
informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem
informasi.
Pengembangan Sistem Informasi
4
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase,
yaitu :
a. Perencanaan sistem
b. Analisis sistem
c. Perancangan sistem secara umum / konseptual
d. Evaluasi dan seleksi sistem
e. Perancangan sistem secara detail
f. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem
g. Pemeliharaan / Perawatan Sistem
Keenam fase siklus hidup pengembangan sistem ini dapat digambarkan
seperti pada Gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
a. Fase Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem :
• Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem
informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemakai informasi.
Pengembangan Sistem Informasi
5
• Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek
dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk
mendukung pengembangan sistem.
Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
• faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan
kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan
digunakan,
• faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan
pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk
setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk
menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang
tertinggi.
Faktor kelayakan
(feasibility factors)
Faktor strategis
(strategic factors)
• Kelayakan teknis • Produktivitas
• Kelayakan ekonomis • Diferensiasi
• Kelayakan legal • Manajemen
• Kelayakan operasional
• Kelayakan rencana
Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut :
􀂋 Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapat
dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologi
yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
􀂋 Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup
untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.
􀂋 Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yang
sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan kewajibannya secara legal.
􀂋 Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlian
pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan
atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
􀂋 Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telah
beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan.
Selain layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-faktor
strategis,seperti
Pengembangan Sistem Informasi
6
􀂋 Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang
tersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan
biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan
rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
􀂋 Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan
produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan
pelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat dicapai dengan
meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebih
cepat, dan biaya yang lebih rendah.
􀂋 Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi
untuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan
membuat keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporanlaporan
tentang efisiensi produktivitas setiap hari.
b. Fase Analisis Sistem
Dalam fase ini :
• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan
hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi
masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem;
ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi
yang berpotensi.
• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk
suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan
untuk mengembangkan suatu sistem baru.
• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang
bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai.
• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak
diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk
memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan
ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,
tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara
Pengembangan Sistem Informasi
7
umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan
analisis tambahan sampai semua peserta setuju.
c. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual
Arti Perancangan Sistem
- Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem
- Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
- Persiapan untuk rancang bangun implementasi
- Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
- Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi
- Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan
Tujuan Perancangan Sistem
- Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
- Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang
terlibat
Sasaran Perancangan Sistem
- Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan
- Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
- Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi,
pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan
oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan
oleh komputer
- Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masingmasing
komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi,
simponan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang,
perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern
Dalam fase ini :
• dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan
pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif
perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk
memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
• pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh
sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya,
Pengembangan Sistem Informasi
8
perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka
harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada
kertas atau pada tampilan komputer.
• Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan
secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang
output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang.
Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan dimasukkan,
dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file dan alat
penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan filefile
dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan bagaimana
data diproses untuk menghasilkan output.
d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini
nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi
sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua
altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat
dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan
akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan
rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan
detailnya.
e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk
perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang
dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu
dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh
pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input
baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan
didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan
secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk
Pengembangan Sistem Informasi
9
mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing
pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang
dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali
yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman
dan error ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan
berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam
komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan.
Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi
untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu
kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang
lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi
peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap komponen
rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem secara detail harus
dilakukan kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan
personel manajemen, sedangkan profesional sistem mungkin tidak terlibat
dalam kegiatan ini.
Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan
error dan kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error
dan kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi
sistem, sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang
tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai
dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem
menandatangani laporan perancangan secara detail.
Alat-alat Perancangan
Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk membentuk
struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas
analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
􀁽 Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan
menjadi informasi, seperti Pseudocode, Structure english, dan Tabel
keputusan.
􀁽 Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan
hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar
modul.
􀁽 Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program
termasuk dokumentasi interface antar modul.
􀁽 Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program
dari gambaran umum sampai detail.
􀁽 Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.
Pengembangan Sistem Informasi
10
f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase ini :
• sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
• Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi
sistem baru.
• laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan
o penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah
laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan
implementasi sistem, seperti :
− pengembangan perangkat lunak
− Persiapan lokasi peletakkan sistem
− Instalasi peralatan yang digunakan
− Pengujian Sistem
− Pelatihan untuk para pemakai sistem
− Persiapan dokumentasi
7. Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu
Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke
Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan
Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional
(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan
sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle.
Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila
mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam
mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan
perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh
pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan
alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data
dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan
terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan
Pengembangan Sistem Informasi
11
pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan
teknik-teknik tersebut
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan
karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan
kurang terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan
teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung
oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap
dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu
pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk
melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan
sistem akan menjadi lebih besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil
pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang
sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem
terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital
untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.
Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan
Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba
menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.
Pendekatan terstruktur (Structured Approach)
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir
dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya
didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan
sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam bukubuku,
maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem.
Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep
yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk
alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan
di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang
memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahanpermasalahan
yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil
dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan
Pengembangan Sistem Informasi
12
pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya,
sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).
Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari
perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke
level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi
tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari
bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan
istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan
diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti
datanya.
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari
level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai
dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah
selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan
informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke
pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedurprosedur
operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri
pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap
analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah
didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi
tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak
memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran
dari kegiatan atau aplikasi itu saja).
Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi
untuk masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran
organisasi secara global.
Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh,
sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
Pendekatan Moduler (modular approach)
Pengembangan Sistem Informasi
13
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang
sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat
waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)
Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak
menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,
terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.
Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasiaplikasi
yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode
berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
Keuntungan pendekatan terstruktur :
1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3. Standarisasi (standardization).
4. Orientasi ke masa datang (future orientation).
5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).
8. Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan
oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu
cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi
Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur, konsepkonsep
pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka pemikiran)
yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Uruturutan
prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedurprosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat
(dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Klasifikasi dari metodologi :
1. Functional decomposition methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam
subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok
metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding
Pengembangan Sistem Informasi
14
2. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan
diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat
digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar
fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam
metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem.
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan
dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem
informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama
dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai
dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output
yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa
untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa
pemrograman prosedural.
2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak
yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk
mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang
dihasilkan sebagai output laporan.
Pengembangan Sistem Informasi
15
9. Alat dan Teknik Pengembangan Sistem
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya
adalah :
1. HIPO diagram
2. Data flow diagram
3. Structured chart
4. SADT diagram
5. Warnier / Orr diagram
6. Jackson’s diagram
Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat
digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan,
diantaranya :
1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :
a. Bagan alir sistem (System Flowchart)
b. Bagan alir program (Program Flowchart)
- Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)
- Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart)
c. Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan
alir formulir
d. Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart)
e. Bagan alir proses (Process Flowchart)
f. Gant chart
2. Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)
3. Bagan untuk menggmbarkan hubungan personil (Personal relationship
charting) :
a. Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)
b. Bagan organisasi (Organization chart)
Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya :
1. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT
(Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk
penjadwalan proyek
2. Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta
dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini diantaranya
adalah
- Wawancara (Interview)
- Persiapan yang dilakukan :
- buat janji pertemuan
Pengembangan Sistem Informasi
16
- pastikan orang yang akan diwawancarai
- pokok permasalahan
- Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan :
- Siapa yang akan diwawancarai
- Pokok permasalahan
- Tanggapan
- Kapan akan bertemu kembali
- Observasi (Observation)
- Daftar pertanyaan (Questionaires)
- Pengumpulan Sampel (Sampling)
3. Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost
Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung
biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi
seperti ;
- biaya pengadaan
- biaya persiapan
- biaya proyek
- biaya operasi
serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;
- manfaat mengurangi biaya
- manfaat mengurangi kesalahan
- manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas
- manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen
4. Teknik untuk menjalankan rapat
Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk ;
- mendefinisikan masalah
- mengumpulkan ide-ide
- memecahkan permasalahan-permasalahan
- menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi
- menganalisis kemajuan proyek
- mengumpulkan data atau fakta
- perundingan-perundingan
Tahapan pelaksanaan kegiatan ;
- merencanakan rapat
- menjalankan rapat
- menindaklanjuti hasil rapat
5. Teknik Inspeksi / Walkthrough
Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini
dapat dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap
pengembangan sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal disebut
Pengembangan Sistem Informasi
17
dengan Inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut
Walkthrough.